Pada bulan November 2025, Indonesia menghadapi fenomena cuaca ekstrem yang menyebabkan curah hujan tinggi di berbagai wilayah. Kondisi ini memicu banjir besar yang merusak infrastruktur, mengganggu aktivitas masyarakat, dan menimbulkan kerugian material yang cukup signifikan.
Beberapa wilayah di Indonesia mengalami dampak paling parah, seperti:
- Jawa Barat dan Jakarta: Tingginya curah hujan menyebabkan banjir di daerah dataran rendah dan pusat kota.
- Sumatera Utara dan Aceh: Sungai meluap akibat hujan deras, mengakibatkan banjir besar dan tanah longsor.
- Bali dan Nusa Tenggara: Curah hujan tinggi menyebabkan banjir bandang dan tanah longsor di beberapa desa.
Kondisi ini memicu sejumlah bencana alam yang mengancam keselamatan warga dan mengganggu aktivitas masyarakat. Data dari BNPB menyebutkan bahwa hingga hari ini, lebih dari 50 kota dan kabupaten mengalami banjir dengan ketinggian air bervariasi dari satu hingga tiga meter. Ribuan warga mengungsi ke tempat aman, dan tim SAR terus berupaya mengevakuasi korban di daerah rawan longsor.
Pemerintah daerah dan pusat telah mengeluarkan peringatan dini dan mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, menyatakan bahwa pihaknya sedang melakukan langkah-langkah antisipatif, termasuk pengerukan sungai dan pembuatan tanggul darurat.
Selain itu, perubahan iklim global menjadi faktor utama meningkatnya curah hujan ekstrem ini. Ahli klimatologi memperingatkan bahwa fenomena ini bisa menjadi tren jangka panjang jika tidak ada tindakan mitigasi yang serius.
Masyarakat diimbau untuk selalu mengikuti perkembangan informasi dari BMKG dan menghindari daerah rawan bencana. Pemerintah berjanji akan terus bekerja keras untuk meminimalisir dampak dan memastikan keselamatan warga.