Mendaki gunung atau menelusuri hutan belantara bagi para Traveler Backpack merupakan aktivitas yang sangat menyenangkan.
Akan tetapi, saat sebelum terlanjur melangkahkan kaki ke alam liar, hendaklah Anda mencari tahu terlebih dahulu informasi yang lebih detil tentang lokasi yang akan Anda kunjungi. Bila perlu bertanyalah kepada travelagent Anda, apakah tempat itu benar-benar aman untuk menjelajah atau melakukan adventure.
Alangkah lebih baik lagi jika Anda juga menguasai atau setidak-tidaknya mengenal perihal basic survival skill. Nice trip yang Anda bayangkan bisa jadi berubah petaka jika Anda benar-benar blank terhadap situasi yang mungkin terjadi saat di alam liar.
Anda tak harus menjadi jungle survival expert, namun setidak-tidaknya Anda telah mempelajari beberapa petunjuk praktis bagaimana bertahan di hutan, sebagai basic survival skill ketika melakukan pro travel atau sport travel di hutan. Salah satunya adalah cara menemukan air saat Anda tersesat di hutan.
Apalagi jika Anda punya rencana untuk berpetualang ke hutan hujan tropis Kalimantan yang masih asli seperti di kawasan Heart of Borneo (HoB) yang berada di 3 negara yaitu Indonesia, Malaysia dan Brunei Darusallam. Untuk itu sebaiknya anda membaca terlebih dahulu beberapa artikel berikut: Cara Aman Traveling di Hutan Kalimantan
Jika Anda mengetahui cara mendapatkan air di hutan, niscaya bisa menolong Anda jika suatu waktu tersesat di hutan belantara. Setidaknya Anda memiliki kesempatan untuk bertahan hidup lebih lama. Untuk itu kami membagikan cara menemukan air di hutan saat Anda tersesat di hutan dengan mudah melalui langkah-langkah berikut ini :
1. Mencari danau, kolam, sungai atau saluran air
Saat Anda tersesat di hutan dan cadangan air makin menipis, Anda mesti selekasnya mendapatkan sumber mata air. Entahlah itu danau, rawa-rawa, sungai, saluran air terjun atau selokan yang mengalir. Cari air yang mengalir dari daerah yang lebih tinggi, karena biasanya ari tersebut cendrung lebih higienis dan layak diminum.
Anda mesti mendapatkan air dalam waktu yang lebih cepat, lantaran dehidrasi bakal membuat Anda lemas dan menghalangi kemampuan Anda untuk berpikir jernih. Efeknya, Anda bakal kesulitan menemukan cara bisa keluar lebih cepat dari hutan. Ingat bahwa manusia masih dapat bertahan hidup 14 hari tanpa makanan, akan tetapi bahkan untuk manusia pro travel pun akan segera mati dalam 3-4 hari jika tidak segera mendapatkan air minum.
2. Carilah kubangan air terdekat
Jika Anda tersesat di rimbah jangan membayangkan dengan mudah akan segera menemukan air untuk diminum. Apalagi jika Anda tersesat di hutan Kalimantan di Pulau Borneo yang benar-benar luas. Jadi menemukan sungai dalam rimba tidak segampang yang Anda bayangkan! Begitu juga danau atau sumber mata air lain.
Untuk bisa bertahan terkadang Anda terpaksa harus menggunakan air dari kubangan untuk diminum. Kubangan air dapat dijumpai di berapa tempat, antara lain di batu-batuan besar, lembah, celungan tanah atau di lekukan pohon. Untuk itu Anda bisa memanjat pohon untuk mencari mengetahui daerah yang lebih rendah dari tempat Anda berada saat tersesat.
Namun demikian Anda tetap harus berhati-hati karena air yang tergenang dalam kubangan sangat riskan terkontaminasi. Saat sebelum diminum, check dahulu adakah alga atau hewan yang hidup di dalamnya. Untuk memastikan apakah air itu benar-benar bersih, rendam kain ke kubangan air, lalu peras. Ini berfaedah agar kotorannya terperangkap di kain dan tidak turut masuk ke tenggorokan anda. Jika dapat, rebus air lebih-lebih dulu hingga mendidih.
3. Tampunglah air saat hujan turun
Jika Anda membawa jas hujan ponco ke hutan, maka itu benar-benar dapat menolong jika Anda selama berada di alam liar. Selain dapat membuat perlindungan dari hujan atau untuk membuat tenda darurta (bivak), Anda dapat mendapatkan air dengan jas hujan. Tekniknya, rentangkan jas hujan ponco di tanah lega saat hujan turun. Ikatlah tiap sudutnya dengan tali ke pohon, maka air dapat dimuat di tengah.
Jika tidak ada jas hujan, Anda dapat manfaatkan plastik atau kain yang kedap air. Anda dapat mengeduk lubang kecil di tanah, lalu melapisnya dengan plastik buat menyimpan air. Kerjakan ini saat hujan turun buat mendapat stock air sebanyak-banyaknya. Air hujan pastinya lebih bersih dari kubangan air dan langsung dapat diminum.
4. Minum air embun yang ada pada dedaunan
Ohya ternyata sisa embun kecil di dedaunan juga dapat dikonsumsi saat harus bertahan hidup di hutan. Embun umumnya keluar di pagi buta, saat matahari belum memperlihatkan sinarnya. Lalu, mengumpulkan embun dengan menyekakan kain ke dedaunan. Tentukan kain yang dapat mempernyerap air, seperti kaus katun, handuk gampang atau kaus kaki masih bersih.
Sesudah itu, mengambil tempat dan peras kain itu, anjuran situs Tactical Intelligence. Air bakal perlahan menetes dari kain. Ambil air dari embun di dedaunan betul-betul perlu waktu dan kesabaran. Tulis ini, gak boleh ambil embun dari tanaman beracun atau pada tempat berlebihan dan terjal, seperti pada tepi tebing.
5. Plastik penangkap air di tanaman
Konsep ini hampir sama dengan manfaatkan embun di daun. Bahan yang Anda perlukan merupakan kantung plastik buat menyimpan air dan tali buat mengikat, terang situs Instructables Outside. Carilah pohon yang tidak begitu tinggi, lalu mengambil gerombol dedaunan dan bungkus dengan kantung plastik. Ikat kuat di sisi ujungnya.
Sebagai pengetahuan anda, pohon mendatangkan air lewat proses transpirasi. Proses ini terjadi saat daun pohon membebaskan oksigen dan air, umumnya pada pagi sampai sore hari. Fungsikan peristiwa ini buat mendapat air dari dedaunan. Gak boleh mengerjakan langkah barusan saat malam hari, lantaran saat malam hari pohon mempernyerap oksigen dan keluarkan karbon dioksida.
6. Manfaatkan air dari tanaman
Inilah pentingnya Anda membawa parang saat berpergian ke dalam hutan. Karena parang sangat dibutuhkan untuk memotong beberapa sisi pohon yang memiliki kandungan air. Beberapa jenis tanaman yang mengandung air seperti pohon bamboo, akar menjalar, lumut dan kantong semar.
Beberapa jenis tanaman menyimpan kandungan air di dalam dalam batangnya. Anda dapat memotong beberapa jenis akar pohon yang dekat permukaan tanah untuk mendapatkan airnya.
Beberapa tanaman menjalar memang punya kandungan air yang cukup banyak, salah satunya akar bajakah. Tapi berhati-hatilah, sebab ada banyak jenis akar-akaran itu yang justru mengandung getah atau beracun. Tanaman menjalar yang pas bakal mendatangkan air yang lumayan banyak dan rasanya manis, ungkapkan situs Wonder How to Survival Training. Lalu, minumlah dengan menengadah ke atas.
7. Mengeduk lubang dan memerangkap air melalui proses kondensasi
Tips terakhir yang kami bagikan adalah dapatkanlah air dengan cara menggali lubang dengan kedalaman sekitar 90-120 cm dan letakkan sebuah wadah di dalamnya. Tempat ini memiliki fungsi untuk menangkap air yang terkondensasi. Pakai plastik yang bersih untuk melapisi lubang dan jangan lupa letakkan batu untuk menjadi pemberat ujung dan di tengah-tengah plastik sehingga membentuk cekungan sempurna.
Supaya semakin lembap, maka tambahkah dedaunan di dalam lubang. Sebab proses kondensasi merupakan transisi dari bentuk padat ke bentuk cairan. Tanah dan dedaunan yang lembap membantu untuk mendatangkan uap air, sebagaimana diungkapkan oleh situs Know Prepare Survival berikan keterangan.
Dimana uap air akan naik ke atas dan mengembun di sisi bawah plastik. Karena diberi pemberat, embun ini bakal mengucur ke arah tempat yang lebih rendah dan menetes di ujung plastic yang mengerucut. Tentu proses ini memakan waktu yang agak lama, akan tetapi layak Anda coba untuk mendapatkan air meski dalam jumlah yang sangat terbatas.
Nach, tersebut 7 metode yang dapat dijalankan buat mendapat air saat sesat jalan di hutan dari Travel News hari ini. Taruh dan tulis baik di kepala, siapa yang tahu satu waktu berfaedah!